Hai!
Diary of Introvert memang belum selesai sih, tapi aku harus membuat proyek ini dengan teman-temanku. Sudah lama, sih, direncanakan, tapi baru dilaksanakan sekarang karena sebentar lagi libur panjang. Ayeyyyy!! So yup, enjoy this everyoneeeee!!
*Becky Shue's Point of View*
Bagaimana
kabar kalian bila kalian hidup di bawah tekanan hidup yang sangat kuat?
Apa
yang akan kalian lakukan?
Sebenarnya,
tekanan hidup yang aku bicarakan saat
ini bisa dikatakan cukup klise atau klasik, um, anggaplah mainstream bagi kehidupan
remaja di Sekolah Menengah Pertama. Jelas saja, karena aku akan sedikit berbagi
kepada kalian mengenai tekanan hidup yang dialami oleh teman sekelasku di
asrama. Ini nyata, jadi aku percaya diri saja untuk menuliskan kata 'mainstream'.
Tekanannya
tekannya biasa, kok. Paling masalah percintaan, pertemanan, persahabatan,
pelajaran, konfik batin dan hal-hal sejenisnya. Pasti di tempat tinggal kalian
atau mungkin di sekolah kalian juga mendapati hal-hal seperti yang sudah
kusebutkan tadi. Iya, memang mainstream.
Setiap
melihat temanku yang seperti tidak memiliki gairah hidup itu, aku jadi merasa kasihan.
Bagaimana tidak, dia selalu saja menjadi orang ketiga atau obat nyamuk diantara
sahabatnya, menjadi bahan bully-an para perempuan, dan mangsa yang
menggiurkan bagi penggemarnya yang mengalami tingkat kealay-an melebihi ambang
batas.
Dia
adalah Nye Nye.
Sebenarnya
nama aslinya bukan Nye Nye. Namun berhubung nama lengkapnya terlalu lengkap,
maka kami -aku dan teman-temanku- sepakat memanggilnya Nye Nye, diambil dari
kata Nyepi karena dia selalu kesepian. Pada awalnya memang ia tidak terima, namun
karena ancaman kami untuk selalu menerornya melalui penggemar beratnya,
akhirnya Nye Nye pasrah juga.
Mengapa
demikian? Sedikit bercerita, Nye Nye sangat anti dengan yang namanya orang
lebay atau alay, terlebih kalau lebay saat melihatnya. Hidupnya yang dulunya
-sebelum masuk asrama- selalu kurang perhatian menjadikan dia terbiasa sendiri.
Namun dengan datangnya penggemar berat yang suka fanboying di
hadapannya, hidupnya tak akan pernah damai, sampai kapan pun.
Nye Nye berasal dari India, meski tidak
sepenuhnya berdarah India. Pernah kami bertanya, sebenarnya dia itu orang mana,
sih? Dengan panjang lebar dia menjawab kalau ia memiliki keturunan India,
Inggris, Belanda, Indonesia, Cina, Hawaii, Vietnam, Aborigin, Etiopia, dan yang
paling mendominasi dalam dirinya adalah India, sebab ayahnya seratus persen
berasal dari keluarga orang India sedangkan ibunya mendapatkan sembilan keturunan yang
telah aku sebutkan tadi. Namun tetap, masih mendominasi suku India dibanding
yang lain, karena nasibnya juga sama seperti Nye Nye.
Remaja
sok tangguh dalam kekelaman alias Nye-Nye lahir dan dibesarkan di Belanda dan
sangat sering pindah ke Amerika kalau misal waduk buatan di Belanda meluap dan
membanjiri rumahnya. Ia menghabiskan masa sekolah dasarnya di Belanda dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama bersama
kami di asrama yang terletak di salah satu pulau milik swasta yang terpencil,
International Academy Boarding School, sering disingkat IAB. Bukan aib.
Sebenarnya terlalu jauh kalau harus pindah ke Amerika. Tapi mau bagimana lagi, hanya keluarga Gareth di Amerika yang mau menyediakan tempatnya untuk keluarga Nye Nye. Ah ya, ayah Gareth itu sahabat karib dari orang tua Nye Nye, dan mereka juga bersahabat dan sama-sama bersekolah di IAB.
Sebenarnya terlalu jauh kalau harus pindah ke Amerika. Tapi mau bagimana lagi, hanya keluarga Gareth di Amerika yang mau menyediakan tempatnya untuk keluarga Nye Nye. Ah ya, ayah Gareth itu sahabat karib dari orang tua Nye Nye, dan mereka juga bersahabat dan sama-sama bersekolah di IAB.
Cukup
banyak atau mungkin dapat kuganti dengan
kata banyak sekali kejadian menyesakkan yang harus dihadapi oleh Nye Nye.
Sebenarnya, sih, kejadian yang menyenangkan juga didapatkan oleh teman jeniusku
ini, namun setelah teman sekelasku yang lain melakukan survei mengenai tingkat
kejadian menyenangkan dan menyedihkan yang dialami Nye Nye, kami memperoleh
angka 10% untuk yang menyenangkan dan sisanya kau tahulah untuk yang
mana.
Menyedihkan
memang, tetapi alangkah baiknya bila aku menceritakan kehidupannya. Siapa tahu
ada yang senasib denganmu, Nye, kemudian mereka akan mengirimimu e-mail yang
berisi ajakan pertemanan sesama manusia tak dianggap atau invisible -maafkan
aku, Nye!-
Oh,
iya! Lemme introduce my self and my friends!
Becky,
Becky Shue. Sebenarnya nama asli yang diberikan oleh kedua orang tuaku adalah
Bech Kynath Shue. Namun penyesalan datang setelah dua belas bulan aku
dilahirkan di dunia, penyesalan dari kedua orang tuaku yang menyebabkan mereka
mengganti dua kata pertama dalam namaku menjadi Becky.
Begini,
begini, pada saat itu, ibuku telah usai menjalani operasi bedah gusi akibat
dari giginya yang mendesak gigi yang lain dengan posisi horizontal. Ia berkata
bahwa dirinya sangat merindukan aku yang bernotabene sebagai anak pertama.
Padahal kami baru berpisah selama dua jam, loh. Seperti sudah lima tahun tak
bertemu saja.
Beliau
menyanyikan lagu ciptaannya untukku.
Ba-ba-baby
My
baby doll
My
baby boo
Boooooo!
Booooo!
My
love
Bech
is her first name
Kynath
in the middle
And
she is a Shue
Kurang
lebih begitu syairnya.
Sampai
baris kelima, Ibu masih mampu menyanyikan
dengan nyaman walau pipinya bengkak -efek operasi gusi-, namun saat menyebut
namaku atau Bech, giginya menjadi linu dan tak mampu bernyanyi lagi karena
sangat sakit. Namun tetap memaksa menyenandungkan kata Kynath, tapi sama saja.
Justru bertambah sakit.
Nah,
sejak saat itulah ibuku trauma untuk memanggil putrinya dengan nama Bech
Kynath. Ia bersikeras untuk mengganti namaku di akta kelahiran. Nama Becky-lah
yang terlintas dipikirannya saat itu.
Terdengar
konyol, memang. Tetapi mau bagaimana lagi?
Get
closer to me!
Jika
kalian melihatku, jangan heran kalau aku memiliki rambut berwarna putih. Ibuku
dan ayahku yang sepenuhnya berasal dari Belanda, mewariskan seluruh white
blonde mereka kepadaku. Banyak sih yang mengira bahwa aku sudah beruban
atau memiliki kerusakan pigmen, namun ini adalah gen. Aku tegaskan itu, GEN!
Perlu
kalian ketahui kalau aku dikatan sangat fashionable oleh hampir seluruh
orang, dan aku pun mengakuinya.
Lihat
saja rambutku yang diberi sentuhan warna tosca dan aqua juga sepatuku
yang tak akan pernah seragam dengan teman-teman yang lain -warna hitam atau
putih-.
Pada
awalnya, pihak sekolah menegurku habis-habisan, namun karena aku mengancam
mereka untuk mengadukan kepada orang tuaku yang berperan sebagai donatur -meski
bukan donatur paling besar-, mereka mebebaskanku. Yay!
Bagaimana
kehidupan sosial mediaku?
Kata
teman-teman, sih, aku sangat mengikuti berita-berita selebritis termasuk
penyanyi. Ya bisa kalian katakan gosip, lah. Tapi semuanya yang aku tahu hanya ku
gunakan untuk menambah informasi, kok, bukan untuk mencemooh idola orang
lain.
Um,
aku memiliki delapan teman dari sembilan siswa yang belajar di IAB. Sedikit? Iya
memang. Dibutuhkan intelektual dan keuangan yang luar biasa agar dapat menembus
pagar besi setinggi enam meter di sekolah kami.
Teman-temanku,
mereka adalah Claire, Carlotta, Jeanne,
Gareth, Loiz, Maureen, dan Lindsay, ditambah Nye Nye. Tidak ada yang sama
diantara mereka semua.
Claire Millan, dia adalah temanku yang
tampak normal, maksudku tidak terlalu feminim ataupun tomboy, bukan berarti dia
menyukai sesama jenis atau anak kecil bahkan om-om. Aku bisa mendeskripsikannya
secara runtut dari yang paling tampak pada dirinya sampai ke
rahasia-rahasianya. Namun hal tersebut hanya akan menghabiskan tenagaku.
Ia
berasal dari Inggris dan tentunya sangat mengikuti bahkan mengidolakan ajang
sepakbola yang selalu diadakan di Inggris.
Manchester
jagoannya. Sehidup semati, dia akan terus mendukung setan merah tersebut dalam segala
keadaan. Aku bingung, sih, mengapa ia mengidolakan setan? Huh..
Oh!
Penampilannya terkesan normal hanya sampai bagian rok bawah. Bagimana
seterusnya? Kalian akan mendapati kaus kaki yang tak ada rapi-rapinya sama
sekali. Satu kaki ditarik memanjang hingga lutut dan yang lainnya dibiarkan
merosot kebawah akibat melar karena digunakan untuk bermain sepak bola bersama
Nye Nye.
Sesuatu
yang khas pada Claire adalah jiwa pejuangnya. Mukanya saja, sih, bersahabat dan
kalem, tapi kalau mulai dipancing dengan sesuatu yang bertentangan dengan hati
nurani dan pikirannya, Claire langsung menjelma menjadi singa betina yang baru
saja melahirkan anaknya lalu anaknya akan disantap oleh ayahnya sendiri. Tak
tahu tempat, tak tahu suasana, tak peduli dengan siapa, Claire pasti berdebat.
Dia akan terus memperjuankan apa yang 'dianggapnya' benar. Singkatnya, Claire
cinta berdebat.
Carlotta dari keluarga deQuez, salah satu donatur tersebesar
di asrama kami. Boleh dikatakan namanya bagus, orangnya juga cantik kok kalau
kalian lihat di foto. Tapi aslinya, behhh, menurutku cantik juga, sih. Namun
entah bagaimana Claire menyimpulkan bahwa muka Lotta sangat menyebalkan,
apalagi disaat ia bergaya dengan tampang sok keren. Ini bukan kataku,
oke?!
Jangan
pernah berpikir kalau Lotta bisa menari samba, tango, hula-hula, atau apalah
tariannya karena kewarganegaraannya adalah Spanyol. Dia termasuk dalam kategori
siswa anti menari, termasuk aku, sebenarnya.
Tugas
Lotta di dalam kelas kami adalah memecahkan masalah yang berhubungan dengan
biologi. Ya, Lotta sangat mengagumi pelajaran tersebut. Entah karena memang
suka atau karena guru yang mengajar bilogi masih mudah dan mungkin, tampan?
Masa bodohlah, yang jelas Lotta sangat berpengaruh dalam mendeteksi penyakit
yang diderita oleh teman satu kelas. Hebat, kan, dia? Anggap saja profesinya
sebagai dokter.
Tapi,
ada satu penyakit yang tak dapat dideteksi penyebabnya oleh sosok Lotta.
Penyakit tersebut adalah penyakit kantuk berlebihan dan tertidur saat
pelajaran. Yap, Lotta menderita penyakit mematikan tersebut. Hampir setiap hari
dirinya pasti tertidur saat jam pelajaran, apalagi sewaktu jam Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Mengapa
aku katakan mematikan? Jelas, dong. Kalau ia tertidur, ada dua kemungkinan yang
akan terjadi. Pertama, ia akan bebas dari hukuman guru yang mengajar karena
mereka tidak melihat. Yang kedua, ketahuan oleh guru yang mengajar dan terpaksa
harus mendapatkan terguran.
Oke-oke
saja kalau hanya mendapat teguran, bagaimana kalau gurunya merasa sangat
tersingggung dengan aksi Lotta dan menghukumnya untuk membersihkan gudang
penyimpanan IAB? Wuh, bahaya! Gudang penyimpanan kan terletak di gedung sekolah
bagian pojok kanan belakang, dekat dengan Unit Kesehatan Sekolah. Kedua tempat
tersebut terkenal berpenghuni dan sangat jarang atau bahkan tidak ada yang
pernah mengunjungi. Kalau sakit, mereka memilih langsung dibawa ke kamar
asrama.
Satu
lagi tentang Carlotta, dia anak yang cukup brutal dan mirip dengan laki-laki,
meski sebenarnya pakaian bepergian yang ia kenakan cukup feminim dan dewasa.
Brutal? Iya, kalau marah-marah sangat mirip dengan singa betina yang melahirkan
-bukan yang sudah melahirkan lalu bayinya akan disantap ayahnya-. Karena
tomboy, Lotta memiliki nama lain Roy. Roy, versi laki-laki Lotta.
Berbicara
soal tempat berpenghuni atau didiami makhluk tak kasat mata, aku mempunyai
teman yang mampu melihat dan membau hal-hal yang berhubungan dengan makhluk berbeda
alam dari kita. Namanya Jeanne LeBlanc,
dari Perancis. Kami lebih suka memanggilnya Jean.
Cantik,
sangat cantik sampai mengalihkan dunia kaum adam. Hahaha. Tapi sayangnya tiba-tiba Jean bisa menjadi
sosok yang pendiam.
Pernah
aku penasaran dan bertanya akan perubahan yang terjadi padanya. Katanya dia
takut. Hah, ini pasti ulah si makhluk halus yang kasat mata di mata Jean.
Kelebihannya tersebut justru membuat Jean sulit untuk berkonsentrasi dan tidak
mau pergi kemana-mana sendiri. Takut diganggu, katanya.
Tapi
aku jadi merasa tersinggung kalau aku menemaninya kemana-mana dan dia tidak
merasa takut, justru bahagia. Kok tersinggung? Iya, dong, itu artinya para
makhluk halus tak berani mengganggunya disaat Jean bersamaku. Lalu kalau
diartikan lagi, aku adalah pengusir setan. Seburuk apakah tampangku??
Sebenarnya
Jean adalah murid baru di kelas kami di tingkat ke dua. Beruntung sekali dia,
begitu masuk, ribuan murid laki-laki langsung menyerbunya termasuk mereka yang
tak kasat mata.
Aku
salah ngomong, ya? Hehe, murid di sekolahku, kan, hanya ada sembilan ditambah
aku. Presentasi laki-laki dan perempuan imbang. Lalu ribuan murid laki-laki
yang menyerbu Jean itu dapat dari mana, ya? Hah, bodohnya.
Eits,
dari sekian bunga yang diterima Jean, tak ada satupun yang diterimanya. Justru
BBM atau Blackberry Massanger-lah yang diterimanya. Keterlaluan? Enggak, kok.
Mungkin Jean suka yang cemen-cemen. Ups! Demi apa pun aku tidak bermaksud
menjelek-jelekkan pengirim BBM tersebut.
Ngomong-ngomong,
si pengirim BBM tersebut juga memiliki pengaruh terhadap kehidupan Nye Nye yang
penuh tekanan. Sahabat dari Nye Nye. Gareth White dari
Amerika, satu-satunya orang yang telah berhasil meluluhkan hati Jean.
Sebenarnya, tampang Gareth itu biasa saja, tidak ada bedanya dari tampang orang
Amerika pada umunya. Em, tetatapi mungkin, mungkin, loh, ya, rambut brunette
tak ratanya itu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para perempuan,
termasuk Jean. Eits, aku juga belum tahu, sih, berapa banyak perempuan yang
tertarik kepadanya. Mudah-mudahan saja, sih, hanya Jean?
Jangan
permasalahkan tampangnya, Gareth itu ketua OSIS di International Academy
Boarding School, pandai berpidato, dan jago dalam hal sastra seperti membuat
puisi maupun membacanya. Semua kegiatan di sekolah sudah dipasrahkan kepada
Gareth, mengingat jumlah siswa yang sangat sedikit, membuat para guru
beranggapan bahwa tugas tersebut dapat ditangani dengan baik oleh Gareth.
Hei,
sebagai anggota OSIS, kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Kalau ada
kegiatan sekolah, kami sering menghasut Gareth untuk mengadakan acara yang
menurut kami menarik. Seperti melakukan kegiatan nonton bersama saat Piala
Dunia sedang berlangsung. Sebenarnya pihak sekolah tidak mengijinkan kami untuk
terjaga hingga larut malam atau bahkan sampai pagi, namun karena tugas ini
sudah diserahkan seratus persen kepada Gareth, sekolah seolah tidak
mempedulikannya.
Di
samping kelebihan-kelebihan tersebut, kalian perlu tahu kalau Gareth tidak
berbakat sama sekali di bidang olah raga. Penilaian yang dilakukan oleh guru
olahraga kami selalu diulang olehnya karena nilai Gareth tidak mencapai batas
kentuntasan. Hem, nasib kita sama sih, Gar, tetapi aku tidak sesering dirimu.
Hehehe...
Gareth
terkenal lebay juga ,sih. Tetapi hanya kepada Jean. Hal tersebut adalah satu
dari sekian banyak masalah yang mengusik kehidupan Nye Nye. Aku akan
menceritakannya kepada kalian lain waktu.
Yang
tak jauh dari Gareth dan masih memiliki garis keturunan yang sama yaitu Maureen McQueen. Ber-gen sama tidak
harus memiliki nama keluarga yang sama pula, bukan? Begini, ibu dari Gareth dan
Maureen adalah saudara kembar, kemudian ibu Gareth menikah dengan Mr. White dan
ibu Maureen menikah dengan Mr. McQueen. Itulah yang menyebabkan perbedaan di
antara keduanya.
Tetapi
kalau diamat-amati, banyak sekali kemiripan yang ada pada diri Gareth dan
Maureen. Sama-sama berisi, sama-sama tinggi, sama-sama pandai membuat puisi,
sedikit brutal namun tampak maskulin.
Boleh
kukatakan aku sedikit mengagumi Maureen? Tolong katakan ya!
Entahlah,
aku hanya suka caranya menghadapi dan menumpaskan masalah yang dihadapinya. Ia
memang handal menghadapi sikap teman yang dianggap tidak'pas'. Entah itu dengan
mendiamkannya, memarahinya secara langsung, menegurnya dengan halus,
menyindirnya dari belakang, dan hal-hal lain yang menurutku keren. Dia selalu
menyesuaikan diri dengan pembuat masalah, itu yang aku dapat dari kacamata
penglihatanku.
Namun
untuk urusan cinta, Maureen akan mati kutu. Okelah dia berani mengakui
terang-terangan di hadapan teman-temannya kalau dirinya menyukai seseorang.
Tetapi kalau ada masalah percintaan mengenai bagaimana menghadapi saingannya
atau bagimana cara mengawali pembicaraan melalui sosial media, Maureen tidak
dapat bergerak sendiri. Ia membutuhkan penuntunan yang super duper ketat karena
rasa khawatir yang sangat tinggi.
Kalau
kalian baru pertama kali mengenal Maureen, hal yang akan kalian katakan
mengenai dirinya adalah : maskulin, tenang, berwibawa, seriusan, dan
sejenisnya. Namun jangan salah, sifat aslinya itu bisa tenang bisa ramai, bisa
selalu bercanda tapi jarang serius, sedikit brutal namun masih menjaga penampilan
-tidak seperti Lotta- dan dia memang maskulin.
Oh
ya, diantara semua murid di sekolah kami, Maureen merupakan siswa yang paling
narsis di kamar asramanya. Perlatan selfienya sangat lengkap dan dia menyimpan
album macam-macam pose saat berfoto. Menarik? Menurutku tidak begitu.
Bila
kalian bertemu Maureen, jangan heran dengan rambut yang dipoles sedikit warna
emas, gelang emas, dan tali sepatu berlapis emas dua puluh empat karat. Dia
memang anak orang beradab, ayahnya seorang nelayan. Hais, maksudku yang
mempekerjakan nelayan untuk mencari ikan dan kemudian diekspor.
Penyebab
utama Nye Nye tersiksa di International Academy School sebenarnya hanya satu,
yaitu Loiz van Houten. Kehadirannya
membuat hidup Nye Nye yang sebelumnya aman, nyaman, tentram, damai, dan
sejahtera itu menjadi porak poranda. Murid yang masih diragukan kalau berasal
dari Rusia ini selalu mengeluarkan segala jurus yang 'dianggapnya' ampuh untuk
membuat Nye Nye menjadi temannya. Menurutnya, sih, ampuh, menurutku juga ampuh,
kok. Ampuh untuk membuat dirinya semakin dijauhi teman-teman, tidak hanya Nye
Nye.
Begini,
Loiz itu terkenal dengan julukan "The King of Alay". Dia itu sangat
alay alias lebay dan juga sangat hiperbola. Sudah hiperbola masih ditambahi
sangat.
Setiap
kejadian yang menurutku biasa saja selalu ditanggapi dengan berlebihan. Misal
dengan bertepuk tangan, berceloteh, atau memelesetkan kata tersebut menjadi
kata lain yang hampir sama penyebutannya. Nmun, yang tidak ada lucunya.
Seperti
menghibur diri sendiri, Loiz akan tertawa sambil mengutarakan lelucon gagalnya.
Dan hal itu menghancurkan kehidupan Nye Nye karena ia duduk di belakang Loiz.
Sebenarnya
aku kasihan kalau Loiz harus dikacangi atau didiamkan begitu. Tapi aku harus
apa? Kalau aku tertawa paksa, nggak enak didengar, justru terkesan menyakitkan
karena nggak ikhlas.
Misal
aku menegurnya terang-terangan, itu sudah sering. Okelah, itu yang terbaik
menurutku, tapi setelah itu mukanya berubah menjadi garang.
Awalnya
aku berfikir kalau dia akan kapok, nyatanya tidak. Huhh...
Ada,
lho, kembarannya Loiz. Maksudku hanya kembar sifat, hanya alay. Tapi tidak
seperti Loiz, Munaroh Encunwati
masih bisa mengendalikan dirinya. Dia tahu dimana, kapan, kepada siapa, dan
bagaimana caranya dia harus menjadi orang yang alay. Tapi menurutku alaynya itu
berkelas dan bikin gregetan. Loiz juga bikin gregetan, gregetan yang bisa
berujung pada hal-hal negatif, seperti melempari sepatu. Krik...
Mengapa
namanya Munaroh Encunwati?
Perlu
kalian ketahui kalau hanya Encun seorang yang memiliki seratus persen darah
Asia atau tepatnya Indonesia. Pada awalnya, nama tersebut terdengar aneh dan
sangat tidak modern. Namun setelah Encun bercerita kalau kedua orang tuanya
memberi nama saja harus puasa tujuh hari tujuh malam dan selalu begadang untuk
berdoa kepada Tuhannya, aku jadi terkesima dengan dua kata tersebut. Sebegitu
sulit, kah, memberi nama anaknya?
Sedikit-sedikit
Encun nyrempet ke Lotta, brutal. Aksi brutalnya tidak pernah didukung oleh
tenaga dan muka garang, jadi kukatakan ‘nyrempet’
Satu
hal yang aku suka dari Encun, dia tidak bisa mutung alias ngambek. Jadi mau
dijahili sesering apapun dia tetap santai. Mau kalian jodohin sama Loiz juga
tidak apa-apa, kok. Dia pasti akan bahagia.
Sepertinya
tidak ada yang keadaan hidupnya waras-waras saja ya di sekolahku? Memang tidak
ada, kok, aku akui itu. Bahkan aku pun begitu.
Dari
yang paling biasa hingga yang paling jenius, semuanya tidak tegak. Ehm ehm, aku
tidak bermaksud. Anggap saja semuanya sebagai keanekaragaman.
Seperti
Lindsay Ong. Tampangnya kalem, aslinya juga kalem. Tampangnya jenius, aslinya
memang jenius. Tubuhnya mungil, suaranya pun juga begitu. Dilihat-lihat
pendiam, nyatanya juga pendiam. Tapi tetap saja ada hal yang tak biasa
dilakukan olehnya.
Kalau
aku menulis Linday suka meneliti, kalian pasti menganggap hal tersebut biasa
saja. Namun Linday sukanya meneliti hal-hal yang orang Jawa katakan
'nyleneh'.
Yang
pertama, dia pernah meneliti, berapa banyak Mr. Root -guru Fisika kami-
menaikkan celananya yang sedikit melorot karena ukurannya tidak pas. Setelah
itu Lindsay mencari tahu penyebab celana Mr. Root kebesaran. Didapati hasil
bahwa Mr. Root sedang menjalani diet dengan makan sayur dan buah saja.
Ikut-ikut Beyonce dan Jay-Z, katanya.
Yang
kedua, Lindsay melakukan survei mengenai panjang tali sepatu setiap siswa yang
ada di International Academy Boarding School. Ia melakukan hal tersebut karena prihatin
dengan tali sepatu murid yang selalu kepanjangaan, menyebabkan mereka harus
mengikat ganda.
Pikirkan
baik-baik, hal tersebut tidak ada gunanya, tapi merupakan suatu kepuasan
tersendiri bagi Lindsay.
Masih
banyak survei yang dilakukan Linday. Yang aku ketahui, sekarang ia sedang
melakukan survei terhadap banyaknya kebahagiaan dan tekanan yang diterima oleh
Nye Nye. Setelah penelitian selesai ia akan mempresentasikan di depan guru Bimbingan
Konseling lalu meminta pertimbangan mengenai tindak lanjut terhadap kehidup Nye
Nye. Mungkin saja ia akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Hem, jangan. Kasihan
Loiz.
Ada
yang bertanya bagaimana kehidupan kami selama di asrama maupun di
sekolah?
Yap,
kami selalu terpisah kecuali kalau ada hal-hal yang seru, hal-hal yang tidak
sanggup dilewatkan. Seperti membully Nye Nye, bersikap cuek kepada Loiz, menjodohkan
Loiz dengan Encun, memergoki Maureen yang sedang berpose, dan membiarkan Lotta
tertidur di kelas dengan anggapan akan dimarahi oleh guru yang mengajar.
Ck,
terkesan jahat memang. Namun semuanya hanya sebuah candaan. Apakah keterlaluan?
Well,
you've known about me and my friends, so let me say HELLOOOOO!! Welcome to Nye
Nye's cruel world. Hahaha. Right, Imma tell you about him sooner yup yup yup?
Author's note :
Hai, kawan! Bagaimana first chapter of Nye Nye?
Selain di sini kalian juga bisa update Nye Nye di brigittakalina.blogspot.com dan mariasekarcahya.wordpress.com. Terimakasih teman-teman!!!
Maaf banyak yang salah ketik, efek terlalu semangat :p :p
No comments:
Post a Comment